Kamis, 15 Maret 2012

Oleh-oleh Taping Stand Up Comedy Metro TV

Kembali berbicara tentang Stand Up Comedy, yang kini makin marak diadakan dimana-mana. Jadi ceritanya siang tadi saya bersama beberapa teman membulatkan tekad untuk nonton taping Stand Up Comedy Metro, alah satu acara yang khusus menampilkan stand up comedy secara rutin di tv. Gak tanggung-tanggung, lokasinya yang jauh (untuk sekedar nonton stand up comedy) tidak menjadi penghalang untuk mengumpulkan niat nonton. Tentu bukan tanpa alasan, tampilnya comic senior dari Stand Up Metro seperti Soleh Solihun, Mongol, Sammy, Ence Bagus dll yang turut hadir menjadi motivasi tersendiri.

Acara seharusnya mulai pukul 11, dan kita baru tiba dilokasi sekitar pukul 12. Telat sedikit gak papa, soalnya jarak dari tempat kita berangkat sampai lokasi cukup jauh, selain itu kita juga udah "reservasi tepat". Kenyataan meleset sangat jauh, sesampainya di lokasi, auditorium sudah penuh, kita terpaksa menonton sambil berdiri karena kursi sudah penuh terisi. Sempet bingung dengan makna "reservasi". Namun akhirnya setelah ada jeda istirahat untuk sholat dan beberapa penonton membubarkan diri, baru kita mendapat tempat duduk.

Pamit

Sabtu, 9 Maret 2012. Perjalanan saya resmi berakhir di sini. Walaupun tidak sempat mengatakan pesan singkat terakhir karena ada acara mendadak, tapi setidaknya saya tidak lupa berterima kasih, walaupun hanya melalui dunia maya. Kurang lebih empat tahun saya berproses di sini, LPM VISI. Dan tadi adalah proses puncuk musyawarah bear, yakni pemilihan PU. Momen tersebut adalah momen terahir saya untuk menggunakan hak dan kewajiban saya sebagai anggota, sebelum nantinya jadi alumni. Senang rasanya, ketika berakhir saya bisa tersenyum lebar melihat penerus-penerus saya yang penuh semangat dan rasa optimis. Walaupun nantinya pasti akan banyak yang terjadi, tapi biarlah saya menikmati momen bahagia sekaligus mengharukan ini.

Saat ini saya tersenyum dalam haru. Membayangkan semua yang telah saya lalui dengan organisasi ini. Dimulai dari diklat -menahan kantuk- di Al Irsyad (dan surprisingly saya mengakhirinya di Al irsyad pula), menjadi anggota angin-anginan, Dinobatkan sebagai pengurus litbang dengan kemampuan jurnalistik yang mumpuni (dulu sih katanya gitu) lalu diangkat menjadi Pemimpun Umum, sebelum jatuh sebagai orang paling pengecut sedunia, dan harus terseok-seok untuk keluar dari jeratan itu.