Jumat, 05 Februari 2010

Rumah ke .....

Somehow, aku nggak tau ide ini dateng darimana, ketika aku melewati beberapa deret rumah yang berjajar di sebelah barat rental komputerku, memori masa lalu seakan tersibak begitu saja. Lucu kalau mengingat bahwa aku dulu pernah tinggal di bvangunan tersebut. Sebut saja ada 3 tempat berbeda (semua berjajar) mulai dari lapangan futsal, tempat main bilyard sampe toko baju.
Dulu tempat tinggal pertamaku terletak di jalan mr. Sartono no 41 (yang sekarang menjadi toko baju anugerah). Rumahnya besar, mungkin bangunan itu salah satu prestasi babe jaman masih kerja dulu. Dapat membuat rumah yang megah impian keluarga.
Sejak lahir hingga kelas 4-5 SD aku pernah tinggal disana. dengan segudang memori di dalamnya. Rumah megah dengan beberapa konflik kecil di dalamnya. Kebetulan waktu jaman itu seluruh anak-anak orangtua masih sekolah semua, dan aku adalah anak paling kecil diantara 4 bersaudara.
Yang aku ingat dengan rumah itu adalah ketika itu sebagai bocah umur 8 tahunan aku punya bacaan yang cukup unik. Bisa dibilang berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Keika yang lain memilih membaca buku bergambar, aku malah doyan melototin buku kumpulan rancangan rumah (semacam buku buat arsitek gitu) yang entah milik siapa. Selain itu mataku paling betah melihat PETA. Sampai pernah kelas 3 SD aku dibelikan buku peta yang pada waktu itu cukup mahal.
Tahun 1998, ketika sedang gempar krismon dulu, babe akhirnya kena imbas juga. Perusahaan dipaksa gulung tikar, padahal jabatan babe sudah cukup bonafit. Babe langsung banting setir ke dunia wirausaha, dunia yang asing baginya. Di tahun 2000an usaha pertama tidak berjalan begitu baik, entah terbelit hutang atau apa, rumah megah impian keluarga harus dijual begitu saja. Sebagai gantinya, aku sekeluarga tinggal di kontrakan sebelah rumah megah itu.
Rumah kontrakan yang cukup sederhana ini menjadi rumah no 2 yang pernah kutinggali. Rumahnya cukup unnik, memanjang ke belakang dengan tipe kamar seperti kos-kosan. Di rumah ini aku "menikmnati" derita dari kebanjiran. Hampir tiap ujan gede rumah selalu kebanjiran 20-30 cm tingginya. Heboh, seru tapi unik. Oiya, di rumah ini aku mengenal dunia keduaku : Playstation!. Konsol game terhebat yang pernah ada. haha
Tapi satu hal yang paling minus dari rumah ini : LANGGANAN BANJIR. Pernah dullu banjir masuk ke rumah ampe lutut. Mungkin ketinggian rumah yang lebih rendah dari jalan atau gimana aku nggak tahu. Yang pasti hal seperti itu (kebanjiran dilanjutkan bersih-bersih lumpur) menjadi hal yang lumrah. Pernah dulu ketika air masuk rumah (dengan ketinggian lumayan), segala macam perabot ditumpuk jadi satu. Mulai dari kursi sebagai fondasi utamanya, kursi lagi, kasur 1 baru kasur dua. Dan saking kelelahannya membersihkan kotoran banjir, aku ketiduran di tumpukan kasur yang menjulang itu. hahaha

(bersambung)


Tidak ada komentar: