Senin, 04 Maret 2013

Mata Tertutup: Menyusuri yang kasat mata

Saya orang yang percaya bahwa ada banyak hal yang tersembunyi, misterius dan berada dalam koridor "underground" yang bisa terjadi di sekitar kita. Siapa yang sangka, salah satu warga desa di daerah Mojosongo, Solo, adalah buron teroris. Atau mungkin, siapa yang bisa menyangka, seorang tetangga bisa mempunyai dendam kesumat dan membalaskan dendamnya dengan membunuh dan menyemen anaknya.

Keyakinan itu bertambah melalui ilustrasi film.

Siapa sangka, orang supir dan kenek angkot langganan kita seorang calon teroris? siapa yang sangka, seorang aktivis wanita yang cantik ternyata menjadi lelakon penting dalam sebuah perencanaan besar dalam pembentukan negara baru-yang radikal. Siapa sangka, di belakang kesadaran kita, ada segerombolan orang, yang meniti visi misinya yang mengancam keamanan negara?

Setelah setahun lebih penantian, akhirnya saya berkesempatan untuk menyaksikan salah satu film terpenting yang pernah dibuat. Mata tertutup. Film ini berkisah tentang gerakan radikal yang merayap, menggerayangi negara Indonesia, yang dirangkai dalam tiga sudut pandang sekaligus. Adalah Rima, seorang gadis dlam pencarian identitasnya, dan memutuskan untuk melibatkan diri dalam NII. Kemudian cerita seorang Jabir, pemuda yang terpaksa di drop out dari pesantren karena masalah biaya. Lalu Asimah, seorang Ibu yang galau, mencari keberadaan Aini, anaknya yang menghilang-menjadi korban kelompok Islam fudamentalis. 

Meskipun banyak ayat-ayat Al Quran bertebaran di film ini, namun saya tidak bisa memasukkannya sebagai film religi. Entahlah, saya justru memasukkan film ini ke drama keluarga dengan sentuhan thriller. Film arahan Garin (dan menjadi film yang paling mudah dicerna buat saya) ini sejatinya adalah satu petunjuk, bahwa ada "sesuatu" yang terjadi di sekitar kita tanpa kita sadari.

Saya tidak mau membahas terlalu banyak mengenai teknis, selain karena sudah rada telat, sudah banyak review bertebaran di dunia maya. Singkatnya memang, production value dalam film ini tentunya kelas A, sesuai dengan standar film Garin. Namun ide tentang apa yang mau disampakan dalam film ini, menurut saya brilian. Gerakan Negara Islam Indonesia, atau NII, nyatanya jauh terus berkembang hingga saat ini. Mengorek dan membelokkan pemikiran krtis mahasiswa-mahasiswa. Semua itu justru luput dari perhatian pemerintah atau bahkan presiden yang sepertinya lebih tertarik untuk berprahara ria dengan partainya sendiri. Padahal bila dirunut efeknya, sebenarnya kita patut waspada dengan gerakan seperti ini, karena menyasar hal yang paling fundamental pada seorang warga negara. 

Ini film penting. Membuat kita kritis dan lebih peka. Mungkin bisa saja dibilang edukatif. Dan mungkin bisa saja, film ini menjadi semacam tools untuk early warning kepada para dewasa muda yang masih labil. Mata tertutup sebetulnya mampu menjadi gambaran akan sebuah sebab dan akibat, meski tidak semuanya dapat dijelaskan secara ekplisit. Mungkin ide bagus bila film ini menjadi film yang wajib diputar ketika masa ospek. Anggap saja, jadi bekal bagi para penerus bangsa yang sekarang terkantuk-kantuk di meja ruang kelas.

Tidak ada komentar: