Senin, 22 April 2013

Motivaception

Ketika mendengar motivasi, hal apa sih yang pertama kali kepikiran? mungkin sebagian besar akan berpaling pada Mario Teguh atau Merry Riana. Gak salah karena dua nama itu lekat dengan kata motivasi, simply because they are well known motivator. Atau kemudian anda melayang pada satu quote yang berbunyi "Best motivator is our self" ?
Tapi sejauh mana diri anda dapat memotivasi diri sendiri?
Pada nyatanya, self motivate itu ~ setidaknya mneurut saya~ adalah hal yang sulit dilakukan. Sama persis ketika kita ditanya mengenai kelemahan atau kelebihan. Berapa banyak dari anda yang bisa menjawabnya ~ dengan mantap~ dalam waktu satu menit. Kalaupun ada, anda pasti sangat hebat.
Padahal, jika kita mau mengenal lebih jauh pada diri sendiri, kita bisa jadi motivator handal... untuik orang lain. Ketika ada teman, saudara atay kerabat menemukan masalah, kita bisa memberi pandangan, motivasi, semangat dan sebagainya. We are the best motivator for anyone else. Namun ketika dihadapkan perkara diri sendiri, kita jadi mlempem. Kemana perginya semua nasihat atau kalimat-kalimat motivasi yang kita lontarkan dengan lancar kepada orang lain. Entah, apakah kita memang tidak ingat, atau snegaja tidak mengingatnya, kita mnejadi manusia lemah. Jadi nggak heran, Mario Teguh ratingnya tinggi, buku "Mimpi Sejuta Dollar"nya Merry Riana jadi best seller. We need a "slap" straight to our faces.
Kemarin saya beli bukunya Yoris berjudul Oh My Goodness (OMG) yang updated version. Menurut hemat saya, ini juga masuk buku motivasi, namun melalui pendekatan yang berbeda. Pendekatan yang beda karena tujuan buku ini lebih ke bagaimana mengasah kreatifitas pada diri individu. Saya, sudah mencapai tahapan diamana saya sudah insecure dengan kreatifitas diri sendiri. Repetisi yang saya alami, mejadi faktor utama semua itu. Saya butuh.... pencerahan.
Saya jarang sekali baca buku motivasi, sehingga membaca OMG tidak bisa saya habiskan dalam satu baca. Saya baca per bab. Yang saya heran adalah, apa yang dituliskan Yoris ini, adalah hal yang sebenarnya BIASA terjadi. Yah sebenarnya bisa saja terjadi di dalam diri kita. Namun, percayalah, kita hidup diluar kebiasaan itu, sheingga kita melewatkannya.
Bagi saya, buku ini lebih ke mengingatkan, bahwa kita sebenarnya "bisa". Mungkin buku motivasi lain juga akan berkata demikian. Akhirnya, ketika setelah membaca, keputusan ada di diri kita. Saya misalnya, baru baca beberapa bab di buku OMG, langusng ke Togamas hanya untuk membeli sebuah sketchbook. Saya ingin kembali menggambar, hal yang sudah jarang sekali saya lakukan di beberapa tahun terakhir. Dan rasanya lega, bisa kembali menggambar lagi, meski skill menggambar menurun drastis karena memang jarang diasah.
And that's how motivation works
Meskipun tidak serta merta langsung memberi efek pada sebuah perbuatan, motivasi membuat anda berpikir ulang dan berkata "Oh, iya ya". Setidaknya itu yang terjadi pada diri saya. Dan ketika sudah dalam tahap paling serius,motivasi membawa ke perihal paling serius, self acceptance.Karena kita butuh "cermin" yang luas, untuk bisa mengenal diri kita lebih jauh.
Mulai sekarang, saya tidak lagi antipati terhadap hal-hal yang berbau motivasi. Saya melihat, bahwa makin kesini, makin banyak orang yang less motivated. Dan menurut saya itu bukan perkara sepele. Tingkat stres yang tinggi, disambung ketidakpercayaan diri dan itu bahaya. Setiap orang memiliki pilihan, mengenai dimana dia mencari motivasinya ~ sambil mungkin secara tidak sadar memotivasi yang lain~

Pun saya sendiri, namun tidak pada Mario Teguh.
   




  


Tidak ada komentar: