Senin, 04 April 2011

Ketika Masa Depan Semakin Mendekat

Inget pas dulu waktu TK ngebayangin, kalo udah gede mau jadi apa? jawaban umum ya dokter, guru dan sebangsanya. Karena gw belum kenal apa itu namanya idealisme atau prinsip, dan persepsi dokter kala itu adalah sesuatu yang maha keren, maka dengan enteng gw jawab "Dokter".

Hal ini berubah ketika menginjak bangku SD. Saat itu gw lagi doyan-doyannya mantengin peta. Tapi karena gak tahu profesi apa yang berhubungan langsung dengan peta, maka gw gak nerusin kegiatan tersebut. Kemudian bacaan bergeser. Entah darimana, tiba-tiba gw nemuin buku yang isinya perencanaan pembangunan rumah. Isinya gambar-gambar rumah yang ada denahnya. Bisa ditebak, cita-cita gw berubah menjadi arsitek. Salah satu kata terkeren yang bisa gw sebutin pas jaman SD.

Masa SMP-SMA, gw diracuini teknologi bernama Playstation. Gak bisa dihindari, gw kecantol sama konsol satu ini. Semacam diperbudak gitu. Tiap ada game baru muncul, sebisa mungkin dihunting kemudian dimainin. Salah satu efek penting dalam game adalah grafis. Nah, gw kenal Playsattion dan main game-game keluaran squaresoft kala itu. Yang mempunyai kelebihan di hal grafis (mainnya kebanyakan RPG). Jadi, dulu sudah kenal istilah keren lainnya slain grafis, seperti polygn, frame per second (fps) dll. Itu semua berkat Playstation. pada akhirnya, dengan yakin seyakin-yakinnya, gw merubah cita-cita gw menjadi game maker (setelah mendapat referensi mengenai karir di dunia gaming yang sangat menggiurkan). Khususnya bagian animator.

(masih SMA) setelah mengetahui bahwa pada jaman itu, kuliah di jurusan "game maker" rada mustahil dilakukan, ada memang tapi biayanya ih wow, maka dengan segera dan niat yang tulus gw geser lagi cita-cita menjadi grafis desainer. Tukan bikin print ad keren dan desainer yang ulung. Emak dan babe pun mengamininya (sebelumnya emak ngotot nguliahin di sastra inggris). Cita2 ini gw lanjutin hingga tingkat smnptn dengan pilihan jurusan DKV, Komunikasi, Arsitektur (yang terakhir cuman buat pantes2 soalnya dulu kan nak IPA). Tapi nasib berkata lain. DKV lepas, masuklah gw di komunikasi. Bidang yang dulu gw gak ngeh, ini jurusan apaan. dan ternyata jurusan beginian.

Masa kuliah tentunya banyak dinamika. Awalnya masih ingin melanjutkan cita2 menjadi desiner (ad penjurusan desgraf) tapi pupus di tengah jalan ketika masuk persma dan magang di bidang jurnalistik. Secara otomatis gw jadi punya cita-cita jadi wartawan. Dan akhir-akhir ini, entah kenapa nyaa gw melayang ke bidang iklan. Masa kuliah ada masa dngan perubahan main cepat (bukti kalau masa kuliah ada masa tergalau di hidup gw -____-)

Dan sekarang gw dihadapkan kenyataan. Dalam hitungan bulan, mau tidak mau gw kudu mutusin. Mana yang akan menjadi masa dpan. Masa dpena yang dulu cuma jadi angan-angan belaka pas ngobrol bareng temen SD, kini seakan cuma sejengkal jaraknya. Ternyata maa depan bukan cuma masalah kita akan jadi apa atau siapa. Namun terlepas dari itu, masa depan adalah masa pertanggungjawaban. Maksudnya, masa ketika kita bener-bener 100 % bertanggung jaab sama diri sendiri. Tanpa campur tangan orang lain, kita benar-benar menjadi kapten. Apapun itu bentuknya, mau desainer grafis, kerja di biro ad, semua memiliki resiko masing-masing. Bisa saja indah sesuai dengan khayalan jaman dulu. Bisa juga sebaliknya. Bahkan mulai sekarang, atau mulai kita dewasa secara perilaku, kita harus memikirkan dan mempersiapkan. Jangan sampai masa depan kita justru menjadi sebuah kemunduran. Siap gak siap seua harus dihadapi. Pertanyaannya, apakah gw siap? apakah gw cukup siap?

Tidak ada komentar: