Selasa, 15 Mei 2012

Lovely Man : Definitely the Lovable One

Misinya sederhana. Ia hanya ingin bertemu ayahnya yang meninggalkan dirinya sejak umur 4 tahun. Ia tidak ingat jelas mukanya seperti apa, dalam ingatannya, bayang wajah ayahnya hanyalah samar-samar. Ia, Cahaya, nekat, ke kota yang katanya kejam. Dan dia tidak mempersiapkan, siapa yang nanti akan ditemuinya di Jakarta. Bermodal segenggam rindu, Cahaya nekat pergi ke Jakarta. Menemui ayahnya, yang sebenarnya telah berubah 180 derajat.

Saya berulang kali mengingat-ingat segala pernik-pernik yang hadir dalam drama bapak-anak ini. Lampu-lampu kota yang berkelip, keramaian Jakarta dini hari, heels dengan betis kekar yang menyertainya dan tentu saja, drama yang hangat di dalamnya. Teddy Soeriaatmadja, berhasil merangkai pernak-pernik di atas dengan sederhana, tanpa kehilangan keindahannya. 


Tidak perlu mengernyitkan dahi untuk menerima dramanya, just see and feel. Mungkin itu saran saya bagi yang belum atau akan nonton film ini. Raihanuun berakting (hampir) sempurna di sini, tentu saja saya bubuhkan kata hampir, karena jawaranya adalah Donny Damara. Sosok gagah yang berubah menjadi waria di film ini. Keduanya membuat ikatan magis, yang berhasil membuat saya selalu menatap lekat-lekat sosok-sosok ini. Menerka, drama apalagi yang akan ditampilkan. 

Film ini, toh bukan sembarang film drama, yang mengumbar haru di sana-sini. Film ini, adalah film yang dengan mudahnya bisa membuat penonton terharu tanpa adegan cengeng. Dan film ini juga bukan hanya menampilkan drama bapak-anak yang dalam, tapi juga menjadi gambaran kecil "way to survive" di kota seperti Jakarta. Gambaran itu disematkan diam-diam, tanpa perlu banyak dialog penjelas, hanyalah visualn yang nanti mengantarkannya. 

Ide Teddy yang berawal dari penglihatannya yang menangkap seorang waria yang sedang berbincang dengan wanita berjilbab di jalan ternyata berbuah manis. Peristiwa itu menjadi indah di mata Teddy dan hasilnya adalah Lovely Man. Film yang indah, seperti kerlip lampu kota Jakarta pukul setengah tiga pagi. 

Tidak ada komentar: