Jumat, 23 September 2011

Dream Home : Another obsessed killer


*spoiler alert!

Call me nuts, call me crazy, call me sick, but I so in love with this movie. Yeah! setelah sekian lama tidak menonton film bergenre slasher (yg bagus) akhirnya bisa donlod film sejenis yang keren (thanks Speedy :p). Dulu saya sempet shock tapi mati bosan ketika nonton Grotesque, salah satu film slasher-exploitation (yah saya nyebutnya begitu) sadis yang pernah ada. Shock karena semua yang ditampilkan dari awal sampe akhir itu psycho banget. Bosan karena sepanjang film isinya ya begitu-gitu aja. Kadang film sejenis ini terlalu asyik main tusuk-tusukan, bacok-bacokan tanpa menghiraukan ide cerita. (kebanyakan penggila jenis ini mungkin memang mengabaikan cerita yang selalu saja klise itu). Tapi bagi saya, plot yang kuat diramu dengan adegan-adegan gory itu adalah sesuatu banget!


Yak, now I'm talking this movie. Cheng Li-Sheung, adalah seorang karyawati bank yang bertahan hidup di tengah kejamnya hiruk pikuk kota Hongkong. Dia menjadi tulang punggung ayahnya yang sakit-sakitan dan adik laki-laki yang dia sayangi. Cheng punya satu ambisi. Ia ingi pindah dari rumah sumpek yang ditinggalinya sekarang, ke sebuah flat apartemen mewah yang kamarnya sendiri menghadap Victoria Bay. Obsesinya tersebut sudah dipendam lama sejak Cheng masih kecil, untuk itu dia berusaha keras menabung untuk mendapatkan flat dambaannya.

Tentu saja, dengan gajinya sebagai karyawati bank, dia tidak akan bisa membeli flat yang harganya selangit. Untuk itu dia kemudian mencari uang tambahan. Namun ketika flat impiannya sudah semakin dekat, sesuatu hal terjadi, dan dia harus segera memutuskan pilihan. Untuk bisa bertahan di kota segila Hongkong, orang harus lebih gila dari kota itu sendiri. 

Plotnya menarik. Isu yang dibawa film yang dibintangi sekaligus diproduseri Josie Ho ini menarik. Dream Home mengangkat isu jurang ekonomi antara si punya dan si miskin, merebak ketidakadilan sistem pemerintahan. Semua dapat disampaikan dengan cukup efektif di beberapa scene. 

Lalu mana bagian gore-nya? ini dia. Cheng yang kehilangan akal kemudian membuat suatu rencana, agar dia bisa mendapatkan flatnya kembali. Saya tidak akan ngasih spoiler, tapi semua akan jelas mengapa pembunuhan demi pembunuhan brutal ini bisa dilakukan gadis cantik seperti Cheng. Kalau dalam Rumah Dara misalnya, korban terjebak dalam rumah si psikopat, di sini, psikopat itu sendiri yang mendatangi calon korban. 

oiya, FYI, saya lihatnya yang uncut version, jadi benar-benar tidak dianjurkan bagi yang di bawah umur (banyak sex scene dan pembunuhan yang brutal). Tapi mungkin yang bukan versi uncut bisa lebih aman :D. Intensitas gore sama penyampaian cerita cukup seimbang. Walau mungkin pertama kali bakal ngerasa selipan flashback Cheng bakal mengganggu "keasyikan" sesi pembunuhan, tapi menurut saya itu cukup perlu disampaikan. Salah satu adegan favorit adalah ketka Cheng menghabisi satu keluarga plus pembantunya (seorang TKW dan ada adegan ngobrol pake bahasa Indonesia!). Dan jangan lupa sajian spesial di penghujung film yang bikin geleng-geleng.

Josie tampil sangat ciamik di sini. Dia digambarkan seorang gadis yang rapuh. Bingung antara obsesinya dan rasa kewajiban untuk mengurus keluarga. Ketika menjadi psikopatpun, rasa humanisnya masih keluar, ada beberapa scene yang menampilkan bahwa Cheng itu adalah manusia biasa yang terkadang lemah. Sekali lagi, bagi yang doyan slasher, it is a must, ini kudu masuk bucket list! 
    

Tidak ada komentar: