Rabu, 01 Februari 2012

One Upon a Time : Playstation


Saya tumbuh dalam perkembangan teklnologi yang pesat. Sejak kecil, bisa dikatakan, saya selalu menyentuh bentuk-bentuk teknologi, salah satunya video games. Gara-gara liat timeline sore tadi, saya jadi pengen nulis tentang video games. Ya itung-itung obat kangen saya.

Jauh sebelum games menjadi sekompleks sekarang (entah kompleks bisnisnya, gamenya sendiri atau hal-hal yang mengiringinya) dulu game adalah sesuatu yang sederhana. Tujuannya jelas, menghibur, to entertain. Sekarang game jadi bisnis, arti fungsional video game sendiri makin meluas. Menghibur masih ada, tetapi inovasi-inovasi ajaib yang hadir di game jaman sekarang entah kenapa endingnya terlalu ribet dan menenggelamkan unsur fun. Beruntung saya pernah tumbuh dimana game adalah bentuk hiburan yang nyata, hiburan tanpa takut banyak konsekuensi.


Konsol game. Bisa dikatakan ini adalah gadget yang paling berpengaruh dalam hidup saya (ok, it is too much). Dari Atari, Sega, Nintendo SNES, Playstation sampe PS3 atau Xbox 360. Dari sekian banyak, Playstation adalah konsel paling keren menurut saya, disusul Nintendo, Atari dan yang lain. Hardcore gamer? mmm nggak juga, banyak game keren yang saya lewatkan.

Speaking of which, kenapa Playstation jadi konsol favorit, karena eksistensinya panjang, sehingga banyak game yang dikembangkan dalm konsol ini. Seriously, saya sujud syukur Tuhan telah memberikan kemampuan orang-orang di Sony sono untuk menciptakan konsol maha epic ini. Seperti sejatinya dalam dunia vidio games, genre atau jenis game pasti ada. Dari RPG (role playing game), Fighting, Racing, Board games, dan lain lain jenisnya. Benar-benar, di jaman SD-SMA saya menghabiskan waktu dengan barang yang sangat memorable.

Saya memainkan semua genre games, apa yang keliatannya menarik, saya mainin. Tidak pilih-pilih. Mau maenan berantem ala Tekken ayok, ngumpulin ratusan karakter games di Suikoden dijabanin, balapan mulus ala Grand Turismo atau Ridge Racer ampe balapan begajulan semacam Road Rash juga dimaenin, petualangan Tomba yang suka bergelantungan atau terhanyut pada kisah Squall - Rinoa juga sok atuh. Semuanya saya suka. 

Final Fantasy VIII, I love this one. sumber :finalfantasy.wikia.com
Sulit menemukan "game favorit" karena banyak banget (dan mulai lupa satu-satu).Dari Genre Fighting misalnya, saya hampir saja hafal combo bantingannya King (padahal ribetnya minta ampun) dan lumayan menguasai beberapa karakter, gak bisa lupa juga dengan special movesnya Bloody Roar yang ajaib bin ciamik, juga Rival Schools, Soul Calibur, Capcom series atau Street Fighter yang melegenda itu. Dari RPG jelas, keagungan Final Fantasy masih saja belum terbantahkan. Oke, memang nyaris terbantahkan dengan hadirnya Chrono Cross, belum Suikoden dengan 108 karakternya, Valkyrie Profile dengan mitologi Asgardnya, Tales series dan lainnya. Belum Grand Turismo, Ridge Racer, V Rally, Twisted Metal, Driver dan saking banyaknya sampe gak bisa disebutin satu-satu..

Singkatnya, saya berhasil menemukan kepingan surga (lanjut lebaynya) melalui konsol ini. Gak cuman terhibur, saya belajar banyak dari sebuah video game. Storyline yang dibangun misalnya, banyak pelajaran seperti persahabtan, keyakinan ampe cinta-cintaan. Banyak quote keren muncul di sana-sini. Hal yang paling kerasa adalah video games menjadi media pertama saya belajar bahasa inggris. Kita memang gak bisa ngarepin skill bahasa Inggris lewat sekolah saja. Nah, disaat yang lain berlombga-lomba les bahasa inggris mahal-mahal, saya dengan santai maen video games. Toh hasilnya juga gak kalah sama mereka :p.  Selain itu, video games juga bisa merangsang kecepatan otak dalam membuat keputusan. Misal di kasus pertempuran Final Fantasy VII - IX yang masih pake sistem klasik (turn based system), dimana player harus bisa melakuakn perintah secepat, seefisien mungkin tapi juga bisa menghasilkan pengaruh yang destruktif sama lawan berat, kayak Omega weapon atau Ozma, kalo lelet ya mati, titik (mungkin yang bakal ngerti kalimat terakhir ini adalah fans-fansnya FF :D )

Sayangnya saya hanya bisa mencecap kenikmatan itu sampai awal kuliah. Tidak juga berekspansi merambah ke dunia PC karena ya spesifikasi kmputer di rumah udah mentok :D. Playstation 2 adalah konsol yang saya punyai, dan game perpisahan itu adalah Final Fantasy XII yang gak kalah keren. Tapi sekarang setidaknya saya bersyukur, pernah mencecap saat-saat manis ketika harus dikagetin zombie Resident Evil, atau sok-sokan jadi ninja lewat Tenchu. Pernah juga ngapalin kode rahasia Dragon Ball GT supaya karakternya kebuka semua(kanan, kiri, atas bawah + segitiga 10 kali kotak 10 kali, siapa yang bisa lupa ini :p). That was amazing experience!



Tidak ada komentar: