Kamis, 06 Oktober 2011

Quotes Nation

Jaman sekarang, tahun 2011, era 2.0, apa yang sebenarnya jadi panutan orang? jawabannya adalah quotes. Atau biasa disebut kutipan. Nggak tahu pasti kapan ini mulai terjadi. Tapi ya, ini yang terjadi.
Jaman dulu banyak orang menggunakan kitab suci, atau sebuah keyakinan hidup, sebuah prinsip untuk dijadikannya pegangan hidup. Itu dulu.

Tengok jaman sekarang. Di jaman -dimana orang bisa seenak jidat buat jadi stalker- sebagian orang mulai mencari-cari sebuah "pegangan" lain untuk tetap hidup bahagia. Kutipan menjadi salah satu yang paling diminati -sepanjang pengamatan saya-. Ibarat orang sakit bilang "I lived by taking pills" orang jaman sekarang bisa jadi bilang "I lived by -someone else- words!"



Oke, quotes atau kutipan, adalah deretan kata-kata yang -somehow- mempunyai makna lain atau makna khusus bagi sebagian orang (definisi ngawur :D), tapi ya kurang lebih seperti itu. It's okay sebenarnya kalau memang kata-kata tersebut bisa memotivasi diri, mengubah hidup seseorang dalam artian positif (lihat kalimat terakhir paragraf 2). Saya pribadi sebenarnya juga suka sok-sokan bikin quotes  atau sekedar ikut-ikutan ngutip. Bagi saya, kata-kata menarik itu bisa men-set ulang apa yang ada di otak. Apa yang sebelumnya saya pikirkan tentang sesuatu hal, bisa saja diubah melalui kata-kata yang sekarang ini suka nyelonong dimana-mana. Satu kalimat yang powerfull memang bisa mengubah sesuatu. Itu benar-benar terjadi.


Tapi, yang suka bikin saya geleng-geleng adalah ketika orang terlalu gila buat menyandarkan dirinya pada sebuah kutipan. Di twitter misalnya, banyak banget akun-akun yang isinya cuman nampilin "quotes" yang entah nyomot dari mana. Ada kasus dimana salah satu teman di twitter (sensor yah, saya gak kenal dia, dia juga kenal saya :p) yang selalu merituit quotes yang sengaja ditwit salah satu akun-akun itu. Satu, dua okelah. Tapi ketika timeline diisi macem begituan. Yang ada di pikiran adalah "ini orang gak punya prinsip apa? apa iya itu kutipan bisa diaplikasikan di hidupnya sendiri? " (loh iki malah suudzon -__-). Dan gak sedikit juga yang sok-sokan mengapresiasi quotes hanya dalam rangka pencitraan. Ini parah lagi.

Ingat bahwa kutipan itu bisa dibuat oleh siapa saja di dunia ini. Dan ingat bahwa  kita juga gak tahu apakah orang tersebut bisa mempertanggungjawabkan kata-katanya. Kutipan bisa diambil dari lagu, film, obrolan, buku, novel atau media lainnya yang bisa menyisipkan kata-kata. bahkan guyonan slapstick bisa jadi sebuah quotes. Tapi melihat "people who's living by quotes" atau singkatnya "banci kutipan" , saya malah kasihan.  Betapa galau hidupnya, sampe-sampe tiap detik harus disokong dengan dukungan kata-kata "cantik". 


Quotes atau kutipan atau apalah itu, memang bukan sesuatu yang buruk. Kutipan bisa merubah hidup kita ke arah yang lebih baik jika kita bisa menyikapinya dan mengaplikasikannya dengan positif pula. Tapi, bagi saya, menggantungkan hidup pada sebuah kutipan sama saja tidak punya hidup. Apresiasi itu bagus, tapi yang sebenarnya dimaksudkan oleh kutipan-kutipan itu adalah tindak lanjutnya. Kalau cuman di retweet, dipublish ya percuma.


Saya bukan banci quotes, tapi saya mengaku ada quotes hebat yang punya pengaruh dalam hidup saya.


Life's Good (diambil dari tagline LG, saya anggap itu kutipan) dan Stay foolish, stay hungry (diambil dari speechnya Steven Jobs di Stanford)


making quotes is cool, but doing that quotes it's beyond that coolness.

Tidak ada komentar: